Selasa, 22 Januari 2013

DESA RAJEK PURWODADI GROBOGAN

Nama “Beluk” bagi warga Kabupaten Grobogan secara umum tentulah masih sangat asing. Namun, bagi warga Desa Rajek, Kecamatan Godong, “Beluk” bukanlah nama yang asing. Ya, Beluk adalah nama sebuah sendang atau telaga yang terdapat di Desa Rajek. Persisnya terletak di tengah area persawahan yang tak begitu jauh dari perkampungan Desa Rajek. Sendang Beluk sendiri merupakan sendang yang dikeramatkan oleh warga Desa Rajek. Ketika memiliki hajat seperti mantu, sunatan, atau yang lainnya, kebanyakan mereka terlebih dulu melakukan selametan di sendang ini. Karenanya, jangan heran, ketika berkunjung ke Sendang Beluk, terdapat bekas makanan berserakan. Menurut Jumadi (48), warga Desa Rajek yang menemani GCM mengunjungi Sendang Beluk, tidak hanya warga Desa Rajek yang memanfaatkan Sendang Beluk untuk selametan, tapi juga warga di luar Rajek. “Bahkan ada yang dari jauh seperti dari Cirebon,” tutur Jumadi. Sendang Beluk sesungguhnya merupakan salah satu fenomena alam yang cukup menakjubkan sebagaimana yang terjadi pula pada Api Abadi Mrapen atau Bleduk Kuwu. Di Sendang Beluk dijumpai fenomena alam yang mirip dengan sendang yang terdapat di obyek wisata Api Abadi Mrapen, di mana air di sendang itu bergolak seperti air yang mendidih. Bahkan, gelembung-gelembung airnya, yang bercampur lumpur, bergolaknya jauh lebih besar dari sendang yang ada di Mrapen. Di sekitar Sendang Beluk terdapat aneka pepohonan seperti rumbun bambu, pohon randu, lamtoro, dan sebagainya, yang membuat Sendang Beluk terasa begitu rimbun dan teduh. Konon menurut cerita yang berkembang di masyarakat Desa Rajek, kisah terjadinya Sendang Beluk ada kaitannya dengan kisah perjalanan seorang putri bernama Dewi Roso Wulan. Dewi Roso Wulan adalah putri Tumenggung Wilotikto, seorang adaipati di Tuban (Jawa Timur). Menurut Kiai Misbah (45), tokoh agama setempat, ketika itu Dewi Roso Wulan melakukan perjalanan dalam rangka mencari kakaknya yang bernama Raden Sahid (kelak dikenal sebagai Sunan Kalijaga) yang diusir oleh ayahandanya karena suatu kesalahan. Sampai di suatu tempat, Dewi Roso Wulan jatuh sakit. Tubuhnya lemas tak berdaya. Dewi Roso Wulan pun tak kuasa meneruskan perjalanan. Tak jauh dari tempat Dewi Roso Wulan terkulai sakit, terdapat sebuah telaga pemandian. Di telaga itulah Dewi Roso Wulan konon mandi dan melakukan laku ritual, yang akhirnya menjadi jalan bagi kesembuhannya. Rasa sakitnya hilang dan tubuhnya kembali sehat. Dewi Roso Wulan pun akhirnya meneruskan perjalanan. Nah, telaga tempat pemandian yang digunakan mandi dan laku ritual Dewi Roso Wulan itulah yang sekarang diyakini sebagai Sendang Beluk, yang airnya terus bergolak seperti air yang sedang direbus (mendidih). *** MAS MARNO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar